Mengenal Gempar, Anak ‘Lain’ Soekarno yang Sempat Hidup Jadi Penjual Es dan Kondektur Bemo
Mengenal Gempar, Anak ‘Lain’ Soekarno yang Sempat Hidup Jadi Penjual Es dan Kondektur Bemo |
Masih soal Soekarno, kita mungkin sudah sangat akrab dengan sikap flamboyan serta banyak istrinya. Namun siapa sangka selain sembilan istri yang resmi diakui negara itu, masih ada lagi sosok pendamping lain yang tak dipublikasikan. Bahkan sampai-sampai istri ‘lain’ itu memiliki keturunan Soekarno yang tiba-tiba muncul mengaku anak sang Proklamator dan bikin gempar. Lalu siapa kah sosok itu? Simak ulasan berikut.
Cerita dari sang ibu yang sempat bikin gempar siapa pun yang mendengarnya
Seperti cerita-cerita dalam film dan novel fiksi, identitas sebenarnya dari Gempar Soekarno disembunyikan sejak dulu. Dirinya sendiri baru mengetahui ketika sang ibu, Jetje Langelo menceritakan asal-usulnya tentang dirinya. Ya, tepatnya saat jatuhnya masa Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto, Jetje sempat mengungkapkan kalau dirinya adalah anak sang Proklamator Indonesia.
Bukan tanpa bukti, dirinya pun membawa beberapa barang peninggalan dari sang ayah biologisnya, mulai dari tongkat hingga dokumen-dokumen penting lainnya. Sampai sekarang masih belum diketahui kenapa identitas Gempar sesungguhnya dirahasiakan dari umum. Ada yang bilang juga demi keselamatan dari sang anak yang diklaim keturunan Soekarno itu.
Hidup dengan identitas dirahasiakan, beberapa nama pun digunakan
Usut punya usut, Gempar Soekarno Putra bukanlah nama yang dipakai sejak dulu. Pasalnya pria yang satu ini hidup dengan menyandang nama Charles Christofel mulai kecil hingga dewasa. Baru saat dirinya ingin mengungkapkan fakta mengenai ayah biologisnya lah nama Gempar ini dipilih. Ternyata jika ditelusuri lebih lanjut, nama Gempar sendiri adalah pemberian dari sang ayah, alias mantan presiden Soekarno.
Pasalnya pesan sang proklamator pada Jetje agar anak laki-lakinya kelak diberi nama Muhammad Fatahillah Gempar Soekarnoputra. Nama tersebut ternyata juga membawa untung buat Gempar, pasalnya dirinya kini dianggap sebagai Satria Piningit. Bahkan sejatinya masih banyak pejabat yang sebenarnya tahu identitasnya, semisal Ali Sadikin namun sayang tak memang tak ingin dipublikasikan.
Sempat mengalami kehidupan keras bahkan jadi penjual es di jalan raya
Tak seperti kehidupan para anak Soekarno lainnya, lantaran identitasnya tak diketahui alhasil hidup seperti rakyat biasa pun dijalani. Bahkan masa kecilnya bisa dibilang lebih miris ketimbang yang lain. Gempar kecil harus ikut sanak famili lain, namun tidak sesuai seperti yang diharapkan. Alhasil Gempar pun harus berjualan es di pinggir jalan, bahkan nyambi jadi kondektur bemo untuk mencukupi kebutuhan.
Tak sampai di situ, lantaran tinggal jauh dari ibu alhasil dirinya sering diperlakukan kasar dan harus pindah-pindah rumah. Nasib mujur berpihak padanya saat Gempar bekerja menjadi juru ketik di kantor salah satu notaris. Hingga akhirnya kuliah di Universitas Indonesia dan memiliki kehidupan mapan.
Usulan melakukan tes DNA dan karir di dunia politik
Lantaran berita mengenai anak lain dari Soekarno ini ramai diperbincangkan tahun 2003-2004, pengacara Guruh Soekarno Putra sempat menghubunginya untuk melakukan tes DNA. Gempar pun tak menolak ajakan tersebut, asalkan dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah juga mengumpulkan sempel darah semua anak Soekarno yang lain.
Namun entah mengapa sampai sekarang tes darah anak-anak Soekarno itu pun tak pernah dilakukan. Di sisi lain, lantaran menganggap dirinya anak sang Proklamator, maka Gempar pun juga aktif dalam dunia politik. Salah satu langkahnya adalah bergabung dengan Partai Barisan Nasional Indonesia (Basarnas) pada pemilu 2004. Namun jika ditanya masalah ingin atau tidak jadi presiden, masih belum ada niatan darinya.
Tentu masalah terbukti atau tidaknya sang anak lain Soekarno ini masih belum diketahui. Namun terlepas dari itu semua, usahanya dalam ikut memajukan kehidupan bangsa memang patut diacungi jempol. Jika memang berhasil, tentu hal ini akan membanggakan terutama untuk almarhum ayah dan ibunya.
Post a Comment