5 Konglomerat Sepak Bola Indonesia, Tanpa Mereka Tim Elite di Tanah Air Hanya Klub ‘Tarkam’
5 Konglomerat Sepak Bola Indonesia, Tanpa Mereka Tim Elite di Tanah Air Hanya Klub ‘Tarkam’ |
Berkat hal tersebut tidak salah apabila mereka kerap dijuluki sebagai seorang bos sepak bola Indonesia. Pada umumnya profesi mereka bukan berasal dari dunia olahraga yang banyak digemari ini. Dilansir laman Tirto.Id, para pemilik klub berasal dari kelompok, pengusaha, pejabat daerah, hingga pejabat militer. Lalu siapa sajakah, orang-orang agung tersebut? simak ulasannya sebagai berikut.
Persela dihidupi dengan uluran tangan Bupati Lamongan
Sebagai kesebelasan yang berada di kompetisi tertinggi Indonesia, Persela Lamongan masuk dalam kelompok klub milik pejabat daerah. Hal ini dibuktikan dengan kepemilikan klub berdasarkan akta per 23 Maret 2016 yang dipegang seorang Bupati Lamongan. Dia adalah Fadeli, yang memiliki saham sebesar 50 % di kesebelasan identik kostum biru. Untuk bagian saham lainnya juga dipegang seorang birokrat bernama Yohronur Efendi. Usut punya usut, dana puluhan juta harus dikeluarkan dari kantong mereka untuk menghidupi klub berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut.
Bali United dibangun dengan kekuatan pengusaha Pieter Tanuri
Tak seperti Persela Lamongan tadi, Bali United menjadi kesebelasan yang saham tertingginya di pegang seorang pengusaha Piter Tanuri. Pria satu ini terkenal dengan usahanya yang kini meledak. Salah satunya adalah ban sepada motor nasional bermerek Corsa. Dalam penelusuran penulis, Bali United juga dikembangkan sebuah perusahaan yakni PT Bali Peraga. Hal tersebut menjadikan kesebelasan ini sahamnya kini dimiliki banyak orang. Namun tetap saja, Piter Tanuri adalah pondasi besar klub yang bermakas di stadion Iwayan Dipta itu. Tercatat 60 juta menjadi modal awal yang harus digelontorkan untuk mengarungi kompetisi.
Klub hebat Borneo FC hidup lewat pengusaha Nabiel Husein
Kalangan pengusaha yang merambah sepak bola lainnya adalah Nabiel Husein. Pria berperawakan dempal yang kini menjabat sebagai seorang presiden klub hebat Borneo Fc. Dimulai dengan membeli kesebelasan Perseba Super Bangkalan. Lewat kesebelasan berasal dari divisi utama itulah akhirnya Pusamania Borneo Football Club (PBFC) muncul. Jadi bisa dikatakan tanpa pria 39 tahun itu, kemungkinan besar klub tersebut belum bisa lahir. Saat ini tim yang bertempat di stadion Segiri Samarinda itu terus alami perkembangan. Dari mulai miliki hidup tanpa dana APBD sampai sering datang pemain luar negeri kelas dunia.
Ayam Kinantan, PSMS milik seorang militer Indonesia
Selain beberapa para priyayi di atas, kesebelasan di Indonesia ada yang kepemilikannya berasal dari militer. Salah satunya adalah PSMS Medan yang saham manyoritasnya dimiliki orang berasal dari kalangan TNI AD. Dilansir dari laman, Tirto.id sebanyak 51% saham klub berjuluk Ayam Kinantan itu dipegang oleh Letnal Kolonel Edy Rahmayadi. Lewat gelontoran dananya akhirnya pada musim lalu PSMS Medan berhasil kembali ke habitatnya yakni kompetisi teratas Indonesia.
Tim Mutiara Hitam dimiliki para birokat tanah Jayapura
Layaknya Persela Lamongan tadi, Persipura juga dimiliki oleh para priyayi yang bekerja di pemerintahan. Lewat akta perusahaan tertanggal 22 September 2016, tercatat ada empat orang yang memiliki kesebelasan Mutiara hitam tersebut. Para bos itu adalah, Rudy Maswi, Benhur Tomi Mano, Menase Robert Kambu, dan Herat Alexsander Kalengkongan. Dari nama-nama tersebut memunculkan Menase Robert Kambu mantan Wali Kota Jayapura sebagai pemegang saham tertinggi. Jasa mereka untuk perkembangan Persipura bisa dikatakan besar lantaran mampu menjaga konsistensi kesebelasan asal Papua yang sering hilang dari peredaran.
Sebagai pemimpin atau bisa dikatakan pemilik klub jasa mereka sangat besar. Hal ini lantaran berkat keberanian dan cinta klub-klub tanah air sampai saat ini sanggup bernapas. Uluran tangan mereka juga membantu permasalah tim keluar dari carut marut sepak bola nasional. Namun beberapa elemen pendukung seperti suporter, manajemen, pemain juga miliki peran besar untuk klub. Nama-nama diatas hanya sebagai kecil saja, lebih dari itu masih banyak lagi.
Post a Comment